Selasa, 19 Mei 2009

EPUTOBI

Kata Eputobi tidak asing lagi bagi masyarakat Lewoingu. Eputobi merupakan nama desa yang terletak di wilayah kecamatan Titehena, kabupaten Flores Timur. Nama desa Eputobi kemudian berubah menjadi desa Lewoingu. Kata Eputobi mengandung dua kata lagi yaitu "epu" artinya tempat orang berkumpul setelah iris tuak, dan "tobi" pohon asam. Di bawah pohon asam ini mereka berkumpul, sehingga kemudian diberi nama "Eputobi". Memang pada waktu itu di tengah desa Eputobi tumbuh dua pohon asam, salah satu pohon tersebut tumbang sekitar tahun 1998, tinggal satu pohon apakah masih hidup atau sudah tumbang. Seandainya dulu nenek moyang orang Lewoingu berkumpul di bawah pohon beringin (dalam bahasa daera "bao") mereka akan memberi nama desa epubao. Terlepas dari pemaknaan kata tersebut, lewat tulisan ini ingin saya menyoroti kata "eputobi" dari aspek sosial budaya, politik dan ekonomi.
ASPEK SOSIAL BUDAYA. Secara sosial berkumpulnya nenek moyang orang Lewoingu tersebut telah membentuk suatu tatananan masyarakat yang hidup menetap. Di "epu" ini mereka saling berinteraski antara anggota kelompok setelah iris tuak. Dengan kebersamaan ini tumbuh nilai gotong royong, rasa solidaaritas kelompok yang begitu kuat, karena mereka berasal dari satu latar belakang kehidupan yang sama. Lewat kebersamaan itu mereka mulai menciptakan alat-alat untuk menunjang aktivitas mereka seperti alat-alat untuk iris tuak, cara memasang/menyuling tuak menjadi arak, dan alat-alat untuk berburu. Untuk membantu menjaga "epu" mereka memelihara anjing, dan anjing juga membantu mereka pada waktu berburu. Nenek moyang orang Lewoingu telah mengenal musim mulai membuka ladang, musim tanam dan musim panen. Semua itu ditentukan berdasarkan pada letak bintang.
ASPEK POLITIK. Setelah mereka menetap di "epu" dalam jumlah yang besar, mereka mulai memikirkan mencari seorang sebagai pemimpin mereka. Pemimpin yang dicari tentunya berasal dari Ata Kebelen Raya", karena di samping sebagai pemimpin, ia juga bertindak sebagai pemimpin upacara adat. Dari cara demikian kemudian mulai muncul kesadaraan masyarakat pemula secara demokrasi memiliki pemimpin mereka yang berasal dari Ata Kebelen Raya atau tokoh Adat. Sistem demokrasi tumbuh karena didasari oleh nilai gotong royong. Pemimpin yang dipilih memenuhi persyaratan antara lain mampu melindungi anggota masyarakat, menjadi panutan anggota masyarakat, berbudi luhur yang hampir mendekati persyaratan seorang pemimpin saat ini. Mereka secara bersama-sama mengadakan rapat untuk memutuskan wilayah mana akan dijadikan ladang.
ASPEK EKONOMI. Nenek moyang orang Lewoingu bermata pencaharian berlandang, iris tuak dan berburu. Mereka juga memelihara ternak. Di "epu" ini mereka memasak tua/menyuling arak secara bersama-sama. Di "epu" ini mereka juga memelihara ternak, seperti memelihara kambing, babi, dan anjing sebagai pengawal setia. Hasil ladang seperti jagung, padi, sorgum, jewawut dan kacang-kacangan. Mereka juga sudah mulai berjual di pasar tradisional dengan cara sistem barter, yaitu jagung ditukar dengan garam, ikan dengan padi dan seterusnya.
Namun demikian makna yang terkandung dalam kata "Eputobi" mulai redup sejalan dengan perkembangan pola hidup masyarakat Lewoingu. Hal ini dapat dimaklumi karena mereka mulai merubah pola hidup berladang menetap dengan menanam tanaman jangka panjang seperti kemiri, jambu mente, kakao. Dari aspek sosial, nilai kebersamaan mulai luntur karena ulah dari generasi Lewoingu sekarang ini. Mereka sudah melupkan nilai kebersamaan, kehancurannya diakibatkan oleh rasa ingin berkuasa, menunjukkan keunggulan suku-sukunya, lupa akan kebersamaan. Kepemimpinan bukan lagi melindungi anggota masyarakat, tetapi menjadi faktor terjadinya kelompok-kelompok, blok-blokan di lewotana. Timbul pertanyaan dimana rasa mewarisi nilai-nilai yang telah ditata oleh nenek moyang Lewoingu tempo dulu? Walaupun situasinya demikian, kita tidak boleh putus asa, terus berusaha untuk menciptakan lewotana yang tentram, damai, menunjunjung nilai-nilai yang telah dibangun oleh nenek moyang kita tempo dulu. SEMOGA, dan SALAM GRESITULI buat saudara-saudaraku seketurunan Gresituli di mana pun anda berada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar